Kamis, Maret 19, 2009

Banyuwangi, intan pulau jawa yang terpendam






Indonesia memang memiliki potensi luar sumber daya yang luar biasa.
Alam yang mempesona, potensi hasil tambang yang takkan habis sampai tujuh
turunan, anugerah perikanan dan pertanian yang memanjakan bangsa.
Akan tetapi, sangat disayangkan, dalam optimalisasi potensi yang menak
jubkan tersebut, masih jauh dari harapan. Termasuk keindahan suatu
wilayah, yang selama ini lebih terkenal mistis dibandingkan keindahannya.
Lebih dikenal sebagai daerah tapel kuda dibanding potensi yang begitu
luar biasa. Inilah daerah yang belum pernah terjamah di pulau jawa, Banyuwangi.

Banyuwangi, yang dalam makna bahasanya adalah air harum, merupakan
daerah yang "terabaikan". Sejarah nama kota ini, diulas dengan menarik
dalam sejarah ini.

Sejarah

Merujuk data sejarah yang ada, sepanjang sejarah Blambangan kiranya tanggal 18 Desember 1771 merupakan peristiwa sejarah yang paling tua yang patut diangkat sebagai hari jadi Banyuwangi. Sebelum peristiwa puncak perang Puputan Bayu tersebut sebenarnya ada peristiwa lain yang mendahuluinya, yang juga heroik-patriotik, yaitu peristiwa penyerangan para pejuang Blambangan di bawah pimpinan Pangeran Puger ( putra Wong Agung Wilis ) ke benteng VOC di Banyualit pada tahun 1768.

Namun sayang peristiwa tersebut tidak tercatat secara lengkap pertanggalannya, dan selain itu terkesan bahwa dalam penyerangan tersebut kita kalah total, sedang pihak musuh hampir tidak menderita kerugian apapun. Pada peristiwa ini Pangeran Puger gugur, sedang Wong Agung Wilis, setelah Lateng dihancurkan, terluka, tertangkap dan kemudian dibuang ke Pulau Banda ( Lekkerkerker, 1923 ).

Berdasarkan data sejarah nama Banyuwangi tidak dapat terlepas dengan keajayaan Blambangan. Sejak jaman Pangeran Tawang Alun (1655-1691) dan Pangeran Danuningrat (1736-1763), bahkan juga sampai ketika Blambangan berada di bawah perlindungan Bali (1763-1767), VOC belum pernah tertarik untuk memasuki dan mengelola Blambangan ( Ibid.1923 :1045 ).

Pada tahun 1743 Jawa Bagian Timur ( termasuk Blambangan ) diserahkan oleh Pakubuwono II kepada VOC, VOC merasa Blambangan memang sudah menjadi miliknya. Namun untuk sementara masih dibiarkan sebagai barang simpanan, yang baru akan dikelola sewaktu-waktu, kalau sudah diperlukan. Bahkan ketika Danuningrat memina bantuan VOC untuk melepaskan diri dari Bali, VOC masih belum tertarik untuk melihat ke Blambangan (Ibid 1923:1046).

Namun barulah setelah Inggris menjalin hubungan dagang dengan Blambangan dan mendirikan kantor dagangnya (komplek Inggrisan sekarang) pada tahun 1766 di bandar kecil Banyuwangi ( yang pada waktu itu juga disebut Tirtaganda, Tirtaarum atau Toyaarum), maka VOC langsung bergerak untuk segera merebut Banyuwangi dan mengamankan seluruh Blambangan. Secara umum dalam peprangan yang terjadi pada tahun 1767-1772 ( 5 tahun ) itu, VOC memang berusaha untuk merebut seluruh Blambangan. Namun secara khusus sebenarnya VOC terdorong untuk segera merebut Banyuwangi, yang pada waktu itu sudah mulai berkembang menjadi pusat perdagangan di Blambangan, yang telah dikuasai Inggris.

Dengan demikian jelas, bahwa lahirnya sebuah tempat yag kemudian menjadi terkenal dengan nama Banyuwangi, telah menjadi kasus-beli terjadinya peperangan dahsyat, perang Puputan Bayu. Kalau sekiranya Inggris tidak bercokol di Banyuwangi pada tahun 1766, mungkin VOC tidak akan buru-buru melakukan ekspansinya ke Blambangan pada tahun 1767. Dan karena itu mungkin perang Puputan Bayu tidak akan terjadi ( puncaknya ) pada tanggal 18 Desember 1771. Dengan demikian pasti terdapat hubungan yang erat perang Puputan Bayu dengan lahirnya sebuah tempat yang bernama Banyuwangi. Dengan perkataan lain, perang Puputan Bayu merupakan bagian dari proses lahirnya Banyuwangi. Karena itu, penetapan tanggal 18 Desember 1771 sebagai hari jadi Banyuwangi sesungguhnya sangat rasional.


Keindahan yang terpendam

  • Plengkung
Ombak di Plengkung merupakan ombak yang terbaik di dunia. Pantai Plengkung ini merupakan surga pagi para Peselancar. Di kawasan pantai ini juga terdapat Gua yang sering digunakan sebagai tempat bermeditasi. Yang menjadi keunikan dari Pantai ini adalah terdapatnya Pura yang berada di tengah hutan.


  • Gandrung Dance

The word “Gandrung” comes from the Javanese word that means “desperately in love”. It means that they are in love with the goddess of the rice paddy, Dewi Sri, that brings prosperity to the people of Banyuwangi who are mostly employed as farmers. In gratitude for the good harvest, the people organize a performance which is called “Gandrung” because the farmers were in love with the goddess of the rice paddy.

The Gandrung performance used to be performed at night, running from 09 PM until 04 AM. This traditional art is performed during the day as well to especially welcome distinguished guests.

Gandrung dance that dominated with special orchestration is one of traditional art in Banyuwangi and become the characteristic symbol of Banyuwangi. So, in every event Banyuwangi always has similarity name with Gandrung. In fact, Banyuwangi is often called Gandrung City and in almost every corner of Banyuwangi, we can found Gandrung dance statue. Gandrung is often perform in many event, such as; marriage, Pethik Laut (marine ceremony), circumcision event, anniversary, and the others events.


Okeh, cukup segitu dulu tulisan saya mengenai kampung halaman saya. Semoga kota ini dapat terbangun sebagaimana mestinya....

Laros Jenggirat Tangi

Rabu, November 26, 2008

Sar's Blog: . . . OOP oh OOP . . .

Sar's Blog: . . . OOP oh OOP . . .

. . . OOP oh OOP . . .

Feuwh..

Udah dua minggu ini gua ada di Ibu kota, lagi training di software house...
Pusing banget nih, coding melulu yang di pelototin, mulai jam 8 pagi hingga 5 sore.
Yang paling bikin pusing nih, gua belum begitu mengusai penerapan OOP, so agak keteteran deh.Agak nyesel juga dulu semasa kul, kagak serius ketika diterangkan OOP. Jadi ingat sama pak Ali Ridho.
Yang paling bikin pusing tuh, di tengah hiruk pikuknya kota,
bikin stress buerat,,puol,,

Senin, April 28, 2008

...TA progress

waduh - waduh..
liat kalender, ternyata April dah mo habis..
ya ampuuunn...
bentar lagi sidang TA..
Aduuuhh...nih, masih belum ada progress berarti..
nyari metode deteksi kulit yang dinamis aja
susahnya minta ampuunn
mo nemuin Pak Setya kagak berani, coz belum ada progress..
ke bu Elly, iya deh hari ini aku mo ke beliau,,,
biarpun dimarahi gara2 kagak ada progres, kagak masalah..
TA kudu lancar, target Juni akhir sudah OK!!!!

Selasa, Februari 05, 2008

. . . . ohh TPPA

... nih hari guwa baru aja nuntasin presentasi TPPA.
Lancar sih, tapi aku ngerasa kurang puas...
Sebenarnya, malam sebelum nih hari, guwa deg - degan banget bo'..
coz punya denger nih, kalo yang bakalan nguji noh para killers
yang demen banget banget mbantai mahasiswa...
ternyata setelah dijalani, pengujinya berhati bidadari semua..
baek hati banget..
dapat revisi sih, tapi bersifat membangun, bukannya kayak yang digosipin bakalan diancurin..
ok deh..
TPPA berlalu, sekarang menatap karir, en terlebih dahulu kudu sukses pek yang namanya TA..

Kamis, Januari 10, 2008

semangat baru euyy...

Sekarang sudah menginjak hari ke 10 tahun 2008 nie, dan 4 hari lagi ne, guwe UAS...tapi yang jadi bikin deg - degan noh, tanggal 4 feb besok, sudah TPPA...
nie juga lagi finishing proposal TPPA... tinggal buat slide, beres deh..
tahun ini kudu berbeda dengan tahun sebelumnya, kudu sukses!!
dengan new spirit,,,,

Senin, Desember 24, 2007

semoga sukses

yah..bentar lagi kuliah dah kelar..
bentar lagi dah ketemu ma dunia baru..
eit..tapi tunggu dulu,loe ngga' bakalan lancar ma dunia baru
jikalau elo ngga' sukses ma yang namanya
final project, palagi lumayan bikin botak loh TA kamu..
so sekarang fokus dulu key..
ni pesen juga berlaku bagi loe - loe yang lagi ngerjain TA
gud lak . . .